Minggu, 01 Juli 2018

Mendaki gunung batur bersama kriwil

Petualangan bersama kriwil kali ini,Ki Rekso Jiwo mengembleng kriwil mendaki gunung purba gunung batur,gunung kidul,jogjakarta
gunung geologi purba dimana dahulunya secara arkeologi merupakan gunung atau bukit purba yang dibawahnya mengalir sungai bengawan solo menuju laut selatan,menurut ilmu arkeologi,lempeng bumi mengalami pergeseran,sehingga ada penaikan daerah gunung kidul sehingga air bengawan solo berbalik arah menuju pantai utara jawa

Gunung batur merupakan gunung pendek atau bukit yang berada ditepi laut jawa,seperti halnya gunung sepikul ataupun gunung purba nglangeran,yang pernah Ki Rekso jiwo kunjungi hanya membutuhkan waktu sekitar 10menit hingga puncaknya,walaupun hanya bukit,namun susunan batu atau gunung ini tersusun dari batuan gunung berapi,walaupun dipinggir laut,secara logika seharusnya batuan kapur,namun alam geologi inilah yang menjadi salah satu penelitian para arkeologi

Sekalipun hanya seperti bukit dan hanya beberapa menit saja,namun jangan meremehkan tempat ini,mengingat didominasi oleh tanjakan yang lumayan membuat ngos ngosan walaupun terbiasa menaiki gunung 3000an mpdl,terlebih sambil membawa kriwil yang usianya baru 4 tahun,terlebih waktu itu menunjukan jam 1 siang

Walaupun gunung kecil,namun ditempat ini belum terlihat petunjuk arah yang jelas,sehingga harus bertanya pada tukang parkir dan warga yang berkebun digunung ini,seingat saya,dari parkiran naik menuju kandang sapi hingga rumpun bambu,lalu kanan,hingga ketemu kandang sapi lagi mengikuti jalur kiri,kemudian sampai naik batu besar yang seolah adalah puncak,namun masih belum puncak.lalu turun kekanan,melewati kebun singkong kearah menara swar,ditempat itu terdapat batu besar yang diberi tanda marmer bertuliskan hutan batur,itulah puncak sesungguhnya

Penjelajahan hutan gunung banyak bertemu dengan petani yang berladang singkong atau para pencari rumput untuk pakan ternak,dan mereka ramah ramah serta tak segan segan menunjukan jalan

Setelah mendaki batu terjal dan berangin lumayan kencang,sampailah pada puncak gunung batur yang ditempeli prasasti hutan batur,saat itu pandangan tertuju pada menara swar yang berada tak jauh dari tempat itu,yang dari kejahuan tadi sudah terlihat,sehingga mengundang kami untuk menuju kesana

ditempat itu kami bertemu kakek nenek yang sedang memanen singkong,dengan ramah menanyakan berbagai hal dan menunjukan jalur menara yang bisa dilalui dan dimasuki,sungguh indah pemandangan dan memuaskan hati,setelah dirasa cukup,perjalanan turun kembali dimulai,hingga bertemu dengan pencari rumput yang memberi petunjuk,bila kanan turun keparkiran,kalau kiri menuju Bukit pengilon
sekedar basa basi,karena penasaran dengan Bukit pengilon serta air terjun banyu tibo yang kondisi kemarau tidak mengalir airnya,dan diberitahukan bahwa letaknya turun hingga bukit ditepi laut dan atasnya terdapat gua
karena penasaran,petualangan dimulai kembali,dan ternyata menuruni bukit jaraknya berkali kali lipat daripada naiknya,sedangkan petunjuk jalan hanya ada botol minuman mineral yang disematkan dipepohonan sebagai petunjuk jalur yang harus dilalui,insting pencari jejak petualangpun bermain,sayangnya fasilitas belum memadai,jalan baru akan dicor dan belum ada yang berjualan dipanas matahari yang menyengat,saat lelah harus menuruni gunung menuju bukit pengilon,harus kembali naik keparkiran gunung batur dengan rute memutari gunung,jadi saya sarankan untuk menaiki gunung batur lebih baik langsung turun dan saat hendak mengunjungi bukit pengilon,lebih baik naik motor,sehingga tidak capek diperjalanan
selamat bertualang menikmati pemandangan alam gunung kidul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar