Senin, 20 Juni 2016

Upacara kelahiran



Upacara kelahiran bayi menurut Ki Rekso Jiwo dalam tradisi jawa memang terlihat rumit,namun sesungguhnya merupakan bentuk rasa syukur manusia jawa yang tak hanya diwujudkan dengan doa saja,namun diwujudkan dengan simbul yang beraneka warna yang menjadi tradisi yang sangat indah
upacara kelahiran
Add caption

Tradisi jawa yang unik yang awalnya bernama brojolan,dimana kata tersebut dikreasikan seorang empu jaman dahulu untuk membantu persalinan agar mudah,sehingga dibuatlah keris brojol
perkembangan budaya karena pengaruh islam,maka nama brojol dirubah menjadi brokohan atau barokahan atau berkah yang menjadi acara sehari setelah kelahiran bayi
karena pada hari itu banyak ibu ibu baik tetangga atau saudara yang datang membawa bedak bayi,perlengkapan bayi maupun gula teh dan kopi sehingga ucapan ulama yang hadir "barokallah" diucapkan dalam lidah jawa menjadi brokohan

Sebelum brokohan atau setelah kelahiran biasanya orang tua merawat,memandikan dan mengubur ari ari atau plasenta yang merupakan saudara bayi yang telah memberi asupan makanan didalam kandungan,
ari ari setelah dicuci dengan air bersih,kemudian dimasukkan kedalam wadah dari gerabah atau tanah liat yang memiliki tutup,kemudian diberi beras,kunir,garam,benang,jarum,dan kertas,pensil atau kertas bertuliskan harapan orang tua
beras merupakan doa harapan orang tua agar kelak si anak tidak kekurangan pangan,
kunir sebagai harapan anaknya kelak tampan/cantik,
garam sebagai harapan agar si anak memiliki perasaan yang baik,
jarum dan benang diharapkan nantinya sianak mampu berpenampilan layak
sedangkan kertas pensil atau tulisan diharapkan sianak memiliki kemauan dalam belajar dan pandai akan ilmu pengetahuan
untuk ari ari anak laki laki ditanam disebelah kanan pintu masuk dan anak perempuan disebelah kiri
kemudian diberi anyaman bambu dan penerangan dari minyak agar tidak diganggu hewan buas

Upacara sepasaran
ucapan syukur orang tua diwujudkan pada upacara sepasaran atau lima hari setelah kelahiran,dimana si jabang bayi diberi nama,dan diajaklah anak anak kecil didesa untuk dikenalkan nama sibayi,dengan harapan bisa diterima dikalangan anak anak kecil dan masyarakat
dengan bancakan atau tumpeng sayuran beserta jajanan pasar agar membuat anak anak kecil senang,

Upacara puputan 
merupakan upacara rasa syukur dimana orang tua merasa lega hati dimana si bayi tak lagi rewel merasakan perihnya pusar yang mau lepas,sehingga sering kali menangis setiap waktu
sebagai bentuk kecintaan orang tua terhadap anak sehingga setiap kejadian yang berhubungan dengan anak akan menjadi bentuk kasih sayang dalam upacara peringatan

UPACARA SELAPANAN
upacara saat bayi berumur 35hari,dibuatkan tumpeng bancakan atau tumpeng sayur gudangan dan jajan pasar yang disajikan seperti pada acara sepasaran atau 5 hari kelahiran
kemudian menyiapkan jenang abang putih atau merah putih yang merupakan simbul asal usul dari bapak ibu,bapak yang berwarna merah dan ibu berwarna putih
kemudian sentir atau lampu minyak dan intuk intuk atau Tumpeng dilengkapi dengan telur ayam mentah, kemiri dan kluwak. untuk anak laki laki diujung tumpeng ditusuk bawang merah dan cabe merah,sedangkan anak perempuan tidak
dan bunga liman atau lima macam warna yang melambangkan saudara empat lima pancer
Bayi yang telah berumur selapan atau 35 hari rambutnya dicukur, kukunya dipotong.
upacara tedak sinten
upacara tedak sinten

UPACARA TEDAK SINTEN
Apabila seorang anak telah berumur tujuh lapan (7 x 35 hari) biasanya diadakan upacara tedak siten, yaitu upacara memperkenalkan anak untuk pertama kalinya pada tanah/bumi, dengan maksud anak tersebut mampu berdiri sendiri atau mandiri dalam menempuh kehidupan.
Pada umumnya upacara dilangsungkan pada pagi hari di halaman rumah, perlengkapan yang perlu dipersiapkan :
1. Sesaji selamatan yang terdiri dari :
nasi tumpeng dengan sayur mayur
jenang (bubur) merah dan putih
jenang boro-boro
jajan pasar lengkap
2. Juwadah (uli) tujuh macam warna yaitu merah, putih, hitam, kuning, biru, jambon (jingga), ungu.
3. Sekar (bunga) setaman yang ditempatkan dalam bokor besar dan tanah.
4. Tangga yang dibuat dari batang tebu merah hati atau wulung
5. Sangkar ayam (kurungan ayam) yang dihiasi janur kuning atau kertas hias warna-warni.
6. Padi, kapas, sekar telon (tiga macam bunga misalnya melati, mawar dan kenanga).
7. Beras kuning, berbagai lembaran uang.
8. Bermacam-macam barang berharga (seperti gelang, kalung, peniti dan lain-lain.
9. Barang yang bermanfaat (misalnya buku, alat-alat tulis dan sebagainya) yang dimasukkan ke dalam Sangkar.


A.pelaksanaan upacara
1.Anak dibimbing berjalan (dititah) dengan kaki menginjak-injak juwadah yang berjumlah tujuh warna. Artinya agar kelak setelah dewasa selalu ingat tanah airnya.
2. Kemudian anak tersebut dinaikkan ke tangga yang terbuat dari tebu wulung..
Artinya agar ia mendapat kehidupan sukses dan dinamis setahap demi setahap.
3. Selanjutnya anak itu dimasukkan ke dalam kurungan ayam bila anak tidak mau masuk maka perlu di temani ibu atau pengasuhnya. Di dalam kurungan telah dimasukkan berisi padi, gelang, cincin, alat-alat tulis, kapas, wayang kulit dan mainan dan menanti sampai bayi tersebut mengambil. Benda yang pertama kali diambil sang bayi akan melambangkan kehidupannya kelak.
4. Setelah anak itu mengambil salah satu benda misalnya gelang emas, pertanda kelak akan menjadi orang kaya, apabila mengambil alat-alat tulis pertanda akan menjadi pegawai kantor atau orang pandai.
5. Setelah selesai, beras kuning dan bermacam-macam uang logam ditaburkan. Para undangan saling berebut uang merupakan tambahan acara yang meyemarakkan suasana.
6. Kemudian anak dimandikan dengan air bunga setaman dengan maksud membawa nama harum keluarga di kemudian hari dan bertujuan agar ia dapat menjalani kehidupan yang bersih dan lurus.
7. Setelah mandi, anak dikenakan pakaian baru yang bagus agar sedap dan menyenangkan orang tua dan para undangan.
8. Setelah berpakaian anak didudukkan pada tikar, karpet atau lampit dan didekatkan pada barang-barang yang tadi diletakkan didalam kurungan.
9. Agar anak mau mengambil barang-barang tadi maka bapak ibu anak itu memberi aba-aba dengan suara kur-kur seperti memanggil ayam disertai dengan ditaburi beras kuning dan uang logam serta barang berharga.


B.Makna yang terkandung
1. Tangga “tebu” arti dalam bahasa Jawa anteping kalbu atau ketetapan hati dalam mengejar cita-cita agar lekas tercapai.
2. Juwadah tujuh macam warna agar dapat menanggulangi berbagai kesulitan hidup

3. Kurungan ayam dimaksudkan agar anak dapat masuk ke dalam masyarakat luas dengan baik dan mematuhi segala peraturan dan adat istiadat yang berlaku dimanapun dia berada
whatshap Ki Rekso Jiwo 089666616661